Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Selasa, 27 Januari 2009

Ahli Surga

Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Qais bin Ubadah, dia berkata, "Aku sedang berada di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang yang di wajahnya ada tanda kekusyukan. Dia shalat dua rakaat secara singkat. Orang-orang berkata, 'Orang ini ahli surga.'
Setelah dia keluar, maka saya mengikutinya sampai di rumahnya, lalu aku ikut masuk kerumahnya. Kami bercakap-cakap, dan setelah akrab aku bertanya, 'Ketika engkau masuk mesjid, orang-orang mengatakan bahwa engkau ahli surga.' Dia menanggapi, 'Mahasuci Allah. Tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.

Saya akan bercerita kepadamu mengapa saya demikian. Sesungguhnya aku bermimpi seolah-olah aku berada di taman nan hijau.'" Ibnu Aun berkata: "Orang itu menceritakan kehijauan dan keluasan taman.'Di tengah-tengah taman ada tiang besi. Bagian bawahnya menancap ke bumi dan bagian atasnya menjulang ke langit. Pada bagian tengahnya ada tali.
Tiba-tiba dikatakan kepadaku, 'Naiklah!'
Maka aku menjawab, 'Aku tidak bisa.'
Kemudian datanglah pelayan.'
" Ibnu Aun berkata, "Pelayan itu seorang pemuda. Pelayan menyingsingkan bajuku dari belakang seraya berkata, 'Naiklah!' Maka akupun naik hingga berhasil memegang tali.

Dia berkata, 'Peganglah tali itu.' Maka aku terbangun dan tali itu benar-benar ada ditanganku.
Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, 'Taman itu melambangkan taman Islam, tiang itu melambangkan tiang Islam, dan tali itu adalah tali yang kokoh. Kamu akan senantiasa memeluk Islam hingga mati.'"
Hadist ini dikemukakan dalam shahihain. Orang itu adalah Abdullah bin Salam r.a.

Perbedaan Antara Materi dan Informasi

Sebelumnya telah disebutkan bahwa terdapat informasi yang luar biasa komprehensif di dalam DNA makhluk hidup. Di suatu tempat yang kecilnya seperseratus ribu millimeter, terdapat semacam "bank data" yang menspesifikasi semua detail fisik dari tubuh suatu makhluk hidup. Lebih dari itu, terdapat sebuah sistem di dalam tubuh makhluk hidup yang membaca informasi ini, menerjemahkannya dan "berproduksi" sesuai dengannya. Dalam semua sel hidup, informasi di dalam DNA "dibaca" oleh berbagai enzim dan protein diproduksi menurut informasi ini. Sistem ini memungkinkan produksi jutaan protein setiap detik dengan jenis yang dibutuhkan, untuk tempat yang dibutuhkan di dalam tubuh kita. Berkat sistem ini, sel-sel mata kita yang hampir mati digantikan lagi oleh sel-sel mata, dan sel-sel darah digantikan lagi oleh sel-sel darah.

Pada titik ini, mari kita pikirkan klaim materialisme: Mungkinkah informasi di dalam DNA direduksi menjadi materi seperti dikatakan para materialis? Atau, dengan kata lain, dapatkah diterima bahwa DNA hanyalah setumpuk materi dan informasi yang dikandungnya muncul sebagai interaksi materi yang acak?


Semua riset ilmiah, percobaan dan pengamatan yang dilakukan pada abad ke-20 menunjukkan bahwa pertanyaan ini pastilah harus dijawab dengan "tidak". Direktur dari Institut Fisika dan Teknologi Federal Jerman, Prof. Dr. Werner Gitt berkomentar tentang masalah tersebut sebagai berikut:

Sistem pengkodean selalu mengekor pada proses intelektual nonmateri. Materi fisik tidak dapat menghasilkan sebuah kode informasi. Semua percobaan menunjukkan bahwa setiap potongan informasi kreatif mewakili sebentuk upaya mental dan dapat ditelusuri sampai ke individu pemberi gagasan yang menggunakan keinginan bebasnya, dan yang diberkahi dengan pikiran yang cerdas…. Tidak ada hukum alam yang diketahui, tidak ada proses yang diketahui, tidak ada rangkaian peristiwa yang diketahui yang dapat membuat informasi bermula dengan sendirinya di dalam materi….13

Komentar Werner Gitt merupakan kesimpulan dari "Teori Informasi", yang berkembang pada 20-30 tahun terakhir dan diterima sebagai bagian dari termodinamika. Teori Informasi menyelidiki asal usul dan sifat informasi di alam semesta. Kesimpulan yang dicapai oleh para ahli teori informasi dari riset mereka yang panjang adalah bahwa "Informasi adalah sesuatu yang berbeda dari materi. Ia tidak pernah dapat direduksi menjadi materi. Asal usul informasi dan materi fisik harus diselidiki secara terpisah."

Misalnya, mari kita pikirkan sumber dari sebuah buku. Sebuah buku terbuat dari kertas, tinta, dan informasi yang dikandungnya. Kertas dan tinta adalah unsur materi. Sumber mereka adalah juga materi. Kertas terbuat dari selulose, dan tinta terbuat dari bahan kimia tertentu. Namun, informasi di dalam buku adalah nonmateri dan tidak dapat memiliki sumber materi. Sumber informasi di dalam setiap buku, adalah pikiran dari penulis yang menulis buku itu.

Lebih dari itu, pikiran ini menentukan bagaimana kertas dan tinta akan digunakan. Sebuah buku awalnya terbentuk di dalam pikiran penulis yang menulis buku itu. Penulis membangun rangkaian logika di dalam pikirannya, dan mengurutkan kalimat-kalimat. Sebagai langkah kedua, dia mewujudkannya ke dalam bentuk materi, yang berarti menuangkan informasi di dalam pikirannya ke dalam huruf-huruf dengan menggunakan sebuah mesin tik atau komputer. Kemudian, huruf-huruf ini dicetak di percetakan dan menjadi sebentuk buku yang terbuat dari kertas dan tinta.

Oleh sebab itu, kita dapat mengakhiri dengan kesimpulan umum berikut: "Jika sebuah materi fisik mengandung informasi, maka materi itu tentu telah dirancang oleh sebuah pikiran yang memiliki informasi terkait. Pertama terdapat pikiran tersebut. Pikiran tersebut menuangkan informasi di dalamnya menjadi materi dan kemudian muncullah rancangan itu